Hari Jadi Kota Balikpapan ke-124 di Tengah Adaptasi Kebiasaan Baru
![]() |
Hari Jadi Kota Balikpapan Ke-124 |
Hari Jadi Kota Balikpapan ke-124 yang
jatuh tepat pada tanggal 10 Februari setiap tahunnya memberi refleksi pada diri
sendiri, kontribusi apa yang telah saya berikan sebagai warga Balikpapan yang
baik dan taat terhadap segala peraturan pemerintah kota yang ditetapkan.
Sudah
sejak tahun 2008 saya menjadi penduduk kota Balikpapan. Sebelumnya pasti banyak
adaptasi kebiasaan baru yang harus dilakukan karena awalnya saya berdomisili di
salah satu kota di Jawa Timur. Pindah ke Balikpapan karena harus mengikuti
suami setelah menikah.
Memiliki usaha
bersama suami di bidang ritel telah mengantarkan kami sebagai salah satu dari
pelaku UMKM yang ada di Balikpapan. Keberadaan UMKM sendiri diyakini mampu
mengurangi tingkat pengangguran yang ada di kota Balikpapan.
Tak mudah
memulai suatu usaha namun kami berjuang bersama untuk merintis usaha ritel itu
hingga akhirnya bisa bertahan sampai saat ini. Sama halnya ketika saya baru
menginjakkan kaki di kota Balikpapan, maka bisnis ritel yang dibangun pada
tahun 2010 bersama suami juga merupakan adaptasi baru yang harus kami jalani
bersama.
Ada pasang
surut sebagai pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis tak terkecuali kami
berdua. Sampai pada suatu titik kami dapat stabil dalam menjalankan bisnis
ritel yang berlokasi salah satu kawasan
perdagangan di kota Balikpapan.
Dampak Pandemi Terhadap Pelaku Usaha di Balikpapan
![]() |
Banyak usaha tutup | pribadi |
Tak terasa
sudah 13 tahun saya berada di kota Balikpapan dan 10 tahun membuka usaha di
bidang ritel. Tanpa persiapan pula ketika sekitar bulan Maret tahun 2020
pandemi yang diakibatkan oleh virus COVID-19 menyerang hampir seluruh bagian di
Indonesia tak terkecuali kota tempat tinggal saya, yaitu Balikpapan.
Pandemi
yang terjadi dikarenakan saling kontak fisik dengan individu yang terpapar
COVID-19 pastinya menimbulkan keresahan hingga pada akhirnya pemerintah pusat
pun membatasi kegiatan yang mengundang keramaian dan meminimalisir jarak fisik
antar individu satu dengan lainnya.
Kegiatan
di pusat perbelanjaan dibatasi, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke rumah
masing-masing dengan sistem online, sistem bekerja pun berubah dengan cara Work
From Home (WFH), rumah makan juga sempat ada larangan makan di tempat, serta
pembatasan aktivitas lainnya yang dapat meminimalisir peningkatan angka
penderita COVID-19 di Indonesia.
Di
Balikpapan sendiri, pembatasan kegiatan yang bisa menimbulkan potensi kerumunan
masyarakat pun dilakukan oleh pemerintah Kota Balikpapan. Akibat adanya
pembatasan sejumlah sektor usaha maka tentu menimbulkan efek menurunnya omzet
sejumlah usaha. Menurut Bimo Epyanto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Balikpapan terdapat sejumlah sektor usaha di Balikpapan yang terdampak pandemi
COVID-19 antara lain:
- Perdagangan
- Transportasi
- Penjualan
Makanan dan Minuman
- Konstruksi
dan
- Industri
Pengolahan
Saya
sendiri sebagai pelaku usaha perdagangan ritel mengalami dampak dari pandemi
COVID-19 ini dengan menurunnya sebagian omzet penjualan busana muslim. Walaupun
mungkin tidak sedrastis penurunan omzet penjualan makanan dan minuman namun
tetap saja saya merasakan dampaknya.
Pandemi menyebabkan hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat mengalami banyak penyesuaian. Berikut beberapa perubahan yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi pandemi
Bekerja dari rumah (Work From Home)
![]() |
Design Canva Pribadi |
Kebijakan ini diserahkan ke masing-masing instansi swasta terkait karena skala prioritas perusahaan tidak sama satu dengan lainnya. Yang terpenting instansi swasta yang tetap beroperasi selama pandemi harus mematuhi protokol kesehatan.
Namun untuk instansi pemerintah kota Balikpapan sendiri harus mematuhi Surat Edaran Walikota Balikpapan Nomor 800/0281/Org tentang Kebijakan Bekerja dari Rumah bagi Aparatur di Lingkungan Kota Balikpapan.
Sekolah dari rumah atau School From Home.
Sekolah tempat berkumpulnya banyak individu mulai dari guru, murid sampai penjual makan di kantin sekolah tentu menjadi tempat rawan berkembangnya virus COVID-19 ini.
Alhasil sampai waktu yang tak ditentukan pemerintah kota Balikpapan pun meniadakan kegiatan belajar mengajar tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran daring atau online.
Diberlakukannya Jam Malam
![]() |
Jam Malam | Foto MasLaras |
Diharapkan masyarakat tidak bepergian malam hari karena diterapkannya jam malam di kota Balikpapan. Hal ini mengacu pada surat edaran yang dikeluarkan oleh Walikota Balikpapan, Bapak Rizal Effendi yang membatasi kegiatan di malam hari hanya maksimal sampai pukul 22.00 WITA.
Adaptasi Kebiasaan Baru di Tengah Pandemi
Sudah satu
tahun lebih sejak pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia membuat banyak
perubahan dalam masyarakat kita. Walaupun tingkat kasus penderita COVID-19 di
Balikpapan tidak terlalu tinggi namun sebagai warga masyarakat, kita tidak
boleh lengah dalam menghadapi virus yang tak kasat mata itu.
Oleh
karena itu tentu saja Pemerintah Kotamadya Balikpapan berusaha bagaimana
caranya menekan angka kematian yang diakibatkan oleh COVID-19, salah satunya
dengan memutus mata rantai yang diakibatkan oleh virus tersebut.
Adapun
usaha dalam rangka memutus mata rantai virus COVID-19 antara lain:
- Selalu
mencuci tangan di setiap bepergian atau masuk ke area tertentu
- Menerapkan
social maupun physical distancing dengan orang di
sekitar
- Last but not least
adalah selalu memakai masker apabila bepergian dan bertemu dengan orang
banyak.
Saya dan
beberapa pelaku UMKM lain tetap optimis akan ada peningkatan penghasilan
meskipun di tengah badai pandemi karena ada beberapa kebijakan dari pemerintah
pusat yang juga diterapkan di Kota Balikpapan mengenai adaptasi kebiasaan baru
dimana beberapa sektor usaha sudah dapat beroperasi kembali secara normal.
Adaptasi kebiasaan baru itu sendiri berbeda-beda di setiap kota, tergantung kesiapan masing-masing daerah. Balikpapan sendiri mulai menerapkan adaptasi kebiasaan baru atau yang lebih dikenal dengan istilah New Normal pada awal bulan Juni 2020.
Diharapkan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru ini beberapa sektor usaha mulai beroperasi normal seperti sedia kala. Selain sektor usaha, kegiatan keagamaan seperti shalat Jumat dan kebaktian di Gereja juga dapat berjalan kembali namun tetap dalam batas penerapan protokol kesehatan.
Balikpapan Semakin Mempesona di Tengah Adaptasi
Kebiasaan Baru
Saat ini
hampir seluruh wilayah di Indonesia menerapkan adaptasi kebiasaan baru, tidak
terkecuali dengan kota Balikpapan. Namun
bukan berarti adaptasi kebiasaan baru menghambat kita sebagai warga Balikpapan
untuk terus berkreasi dan menciptakan terobosan baru di bidang kewirausahaan.
Jika
memungkinkan kota Balikpapan harus bertumbuh dengan segenap dukungan dari seluruh
warganya. Potensi ekonomi kreatif di Balikpapan masih banyak peluang untuk
berkembang, diantaranya ada 3 subsektor yang paling berpotensi yaitu:
- Aplikasi
dan Games
- Kriya
(batik)
- Kuliner
Dalam
rangka mendukung ekonomi kreatif di kota Balikpapan dan sekaligus menerapkan
adaptasi kebiasaan baru maka beberapa hal yang selayaknya diterapkan di setiap
pusat perbelanjaan, lokasi wisata, tempat-tempat makan maupun tempat yang
berpotensi menimbulkan keramaian adalah:
- Menerapkan protokol kesehatan bagi setiap pengunjung yang masuk
- Membatasi
jumlah pengunjung lokasi perbelanjaan, wisata maupun lokasi lainnya
sehingga apabila dalam satu hari kuota sudah terpenuhi maka pengunjung
diharapkan bisa datang keesokan harinya.
- Selalu
mengedukasi di berbagai tempat perdagangan maupun pusat keramaian akan
bahaya penyebaran virus COVID-19 agar pengunjung tidak abai ketika berada
di dalam lokasi tersebut.
- Selalu
rutin melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat yang
berpotensi menimbulkan keramaian seperti pusat perdagangan, wisata dan
tempat lainnya ketika buka maupun setelah selesai jam operasional
- Secara
berkali memeriksakan kesehatan seluruh karyawan yang bekerja di sektor
perdagangan, wisata dan sektor usaha lainnya guna terhindar dari paparan
virus.
Saya yakin
dengan edukasi yang tepat dimana kita semua di seluruh Indonesia harus menerima
adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi tidak terkecuali kota Balikpapan,
maka seluruh masyarakat kota Balikpapan akan semakin aware dan menjadi lebih berhati-hati ketika sedang bepergian ke
suatu tempat walaupun itu hanya di dalam kota saja.
Adaptasi kebiasaan baru juga tidak menyurutkan langkah kita sebagai warga Balikpapan untuk ikut berperan serta dalam membangun kota dengan segenap kemampuan yang dimiliki.
Entah itu pelaku UMKM, instansi pemerintah maupun instansi swasta
lainnya diharapkan turun andil dalam mempromosikan Balikpapan sebagai kota yang
layak untuk dikunjungi dan dijadikan sebagai percontohan kota dengan ekonomi
kreatif yang mampu menopang perekonomian.
Ekraf Balikpapan akan terus mendukung upaya memperkenalkan potensi wisata kota Balikpapan agar semakin dikenal seluruh warga negara Indonesia maupun penduduk dunia. Tentu dengan menerapkan adaptasi kebiasaan baru bagi seluruh warga kota lain yang ingin berkunjung ke kota Balikpapan.
Dengan pengawasan dari pemerintah dalam
menjalankan protokol kesehatan, maka potensi ekonomi kreatif maupun wisata yang
ada di kota Balikpapan dapat terus meningkat tanpa kuatir akan terpapar virus
COVID-19.
Kesimpulan
Marilah
kita sebagai penduduk kota Balikpapan turut serta dalam memperingati Hari Jadi
Kota Balikpapan ke-124 dengan cara masing-masing. Tak perlu ada kemeriahan dalam
setiap selebrasinya. Dengan adaptasi kebiasaan baru yang saat ini kita terapkan
diharapkan menjadi motivasi untuk membangun kota Balikpapan tercinta.
Selayaknya
menjadi bahan renungan sebagai penduduk kota Balikpapan, sudahkah kita
berkontribusi memberi yang terbaik untuk kota tercinta. Hal kecil yang
bermanfaat akan membuat Kota Balikpapan menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.
Sumber
referensi :
https://kalimantan.bisnis.com/read/20200429/408/1234523/dampak-corona-pertumbuhan-balikpapan-bisa-anjlok-hingga-ke-08-persen
https://kaltim.tribunnews.com/2021/02/13/tingkat-kematian-karena-terpapar-covid-19-di-balikpapan-masih-di-atas-rata-rata-nasional
http://dppr.balikpapan.go.id/detail/agenda/1/bekerja-dari-rumah-work-from-home