Peran Serta DLH Tarakan membuat Taman Kota Tarakan Hijau, Asri dan Berseri

 

Peran Serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan dalam Membuat Taman Kota Tarakan Asri & Berseri

Tarakan sebagai kota pesisir di Kalimantan Utara memiliki potensi ruang terbuka hijau (RTH) dan taman publik yang penting bagi kualitas hidup warga, pariwisata, dan ketahanan lingkungan pesisir. Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan dlhtarakan.id memegang peranan sentral: dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan, sampai pemeliharaan taman kota agar tetap asri, aman, dan memberikan nilai tambah ekonomi. Artikel ini menjabarkan program dan kegiatan DLH, metode kerja, tantangan yang dihadapi, serta rekomendasi praktis untuk memperkuat peran tersebut.

DLH bertanggung jawab pada tata kelola lingkungan hidup kota yang meliputi: perencanaan ruang terbuka hijau, penataan taman, pengelolaan sampah yang berkaitan dengan taman, konservasi kawasan pesisir/mangrove, serta edukasi masyarakat tentang pemeliharaan alam dan fasilitas publik. DLH juga terlibat dalam perizinan lingkungan dan program-program prioritas yang tercantum dalam rencana kerja daerah. 

Kegiatan & Program Utama DLH untuk Taman Kota

1. Penataan & Renovasi Taman Publik

Program penataan ulang taman tertentu (mis. rencana penataan Taman Anggrek dan penataan ruang publik lain) untuk memperbaiki desain lanskap, pedestrian, fasilitas permainan anak, serta spot foto/edukasi lingkungan. 

2. Pengelolaan Sampah Terpadu di Kawasan Taman

Penyediaan titik sampah terpilah, kampanye 3R (reduce-reuse-recycle), dan kolaborasi penanganan sampah di area publik agar taman tetap bersih dan menarik bagi pengunjung. DLH juga terlibat dalam program TPA dan pemulihan lahan di area TPA. 

3. Konservasi Mangrove & Ruang Terbuka Hijau Pesisir

Pelestarian mangrove dan pembentukan kawasan konservasi untuk mencegah abrasi pesisir dan menjaga fungsi ekologis yang berdampak pada kenyamanan taman pesisir. Kawasan seperti Kawasan Konservasi Mangrove & Bekantan menjadi bagian dari perhatian DLH. 

4. Pemeliharaan Rutin & Perbaikan Fasilitas

Kegiatan rutin potong rumput, pemangkasan pohon, perbaikan fasilitas taman (bangku, lampu, alat permainan anak), termasuk pengawasan terhadap kerusakan sarana. Namun pelaksanaan pemeliharaan kadang menemui keterbatasan di lapangan. 

5. Pengembangan Taman sebagai Destinasi Pariwisata & Sumber PAD

Pengelolaan taman yang dikembangkan menjadi obyek wisata (mis. Taman Berkampung) turut memberikan pemasukan daerah melalui sewa kios kuliner dan wahana. DLH berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengelola aspek lingkungan dan fasilitas. 

Edukasi & Kolaborasi Komunitas

Program penyuluhan lingkungan, pelibatan Karang Taruna/komunitas hijau, dan event penanaman pohon agar masyarakat ikut memiliki dan merawat taman. Beberapa inisiatif digital/portal juga dipergunakan untuk menyampaikan informasi. 

DLH menjalankan pendekatan kombinasi: teknis (penataan lanskap, pengadaan fasilitas, manajemen sampah), regulasi (perizinan lingkungan, pemotongan pohon sesuai ketentuan), dan sosial (kampanye, kolaborasi komunitas, kemitraan antar OPD dan pihak swasta). Selain itu DLH menggunakan target dan indikator kinerja (mis. luas RTH dan target program prioritas) untuk mengukur capaian. 

Tantangan yang Dihadapi DLH dalam Menjaga Taman Asri & Berseri

Mewujudkan taman kota yang konsisten asri dan berseri tidak tanpa hambatan. Berikut tantangan nyata yang sering muncul di Tarakan:

  • Keterbatasan Anggaran Operasional & Pemeliharaan

Dana rutin untuk perawatan taman, penggantian fasilitas rusak, dan operasional kebersihan sering terbatas sehingga menunda perbaikan. (diketahui dari laporan kinerja dan pemberitaan lokal terkait perbaikan taman). 

  • Vandalism & Kerusakan Fasilitas Publik

Alat permainan anak yang rusak dan sarana yang kurang terjaga menunjukkan tantangan pengawasan dan perilaku pengguna. Perbaikan memerlukan alokasi cepat agar tidak membahayakan pengunjung. 

  • Masalah Sampah & Kebiasaan Masyarakat

Sampah yang tidak tertangani dengan baik di sejumlah lokasi menurunkan estetika taman; butuh budaya membuang sampah pada tempatnya dan mekanisme pengangkutan yang efektif. 

  • Dampak Perubahan Iklim & Abrasi Pesisir

Sebagai kota pesisir, Tarakan rentan terhadap kenaikan muka air dan erosi. Konservasi mangrove menjadi kunci, tapi pengerjaannya memerlukan lahan, dana, dan koordinasi lintas sektor. 

Pengelolaan taman menyentuh dinas pariwisata, dinas pekerjaan umum, keamanan, dan pelaku usaha lokal; koordinasi yang lemah dapat menyebabkan tumpang tindih tanggung jawab. 

  • Pemeliharaan Jangka Panjang & Sumber Daya Manusia

Ketersediaan teknisi lanskap, tenaga kebersihan, dan petugas pemeliharaan yang terlatih harus dipastikan untuk rutin menjaga kualitas taman. 

Dampak Positif Ketika DLH Berfungsi Optimal

Jika DLH mampu mengelola taman dengan baik, manfaatnya luas: ruang rekreasi sehat bagi keluarga, peningkatan estetika kota, daya tarik wisata yang menaikkan PAD lokal (contoh: kontribusi Taman Berkampung), serta fungsi ekologis (pengurangan polusi, penyerapan karbon, proteksi pesisir). 

Untuk memperkuat peran DLH dan mengatasi tantangan di atas, berikut rekomendasi yang bisa dipertimbangkan:

Skema Anggaran Khusus Perawatan Taman dengan mengalokasikan dana operasional terpisah untuk perawatan rutin dan perbaikan mendesak; pertimbangkan skema sponsorship CSR untuk fasilitas publik.

Program Adopsi Taman & Kemitraan Komunitas Buka program “Adopsi Taman” untuk komunitas/UKM lokal yang bersedia merawat area tertentu dengan insentif kecil (mis. izin usaha pop-up di hari tertentu).

Peningkatan Infrastruktur Pengelolaan SampahPasang titik sampah terpilah + signage edukatif; integrasikan jadwal pengangkutan khusus untuk pasar/taman wisata.

Perkuat Konservasi Pesisir & MangroveKolaborasi lintas OPD dan NGO untuk penanaman mangrove, monitoring abrasi, serta penyuluhan kepada warga pesisir.

Pemeliharaan Preventif & Sistem Pelaporan PublikBuat sistem pelaporan online untuk fasilitas taman rusak (melibatkan DLH, dinas terkait, dan publik) agar respons lebih cepat.

Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan. Kelola taman populer sebagai destinasi wisata kecil yang menerapkan aturan lingkungan, pembagian kawasan komersial, dan retribusi yang masuk PAD.

Pelatihan SDM & Relawan Lingkungan. Tingkatkan kapasitas petugas DLH di bidang lanskap, hortikultura, dan manajemen fasilitas; dorong relawan lingkungan untuk kegiatan rutin. 

Penutup

DLH Kota Tarakan memainkan peran sentral agar taman kota tidak sekadar ruang kosong, melainkan ruang publik yang asri, aman, dan bernilai ekonomi sekaligus fungsi ekologis yang vital untuk kota pesisir. Keberhasilan membutuhkan anggaran memadai, kolaborasi lintas sektor, partisipasi aktif masyarakat, serta fokus jangka panjang pada konservasi pesisir dan manajemen sampah. Dengan langkah-langkah strategis dan pengawasan yang konsisten, taman-taman di Tarakan bisa menjadi etalase kota: berseri, ramah keluarga, dan tahan terhadap tantangan lingkungan masa depan. 


You Might Also Like

Tidak ada komentar

Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.