Raih Kepercayaan Suami Kelola Financial Keluarga

 Hi sobat blogger, apa kabar? Are you okey?  Hihihi Menjelang pertengahan bulan begini bagaimana kabar isi dompetnya? Uang gaji di tabungan aman? Menipis atau kian tiris? 

 

Tenang banyak kog yang senasib kaya kamu banyak, termasuk aku dulu. Apalagi sepuluh hari menjelang gajian, tak punya hutang saja sebuah anugerah terindah. Ya kan?

By the way pada mau tahu nggak bagaimana caranya mengelola uang yang baik? Kalau mau yuk mari kita ngerumpi cantik di blog chitchat bareng kak Citra.

Be Smart Wife


Smart wife itu yang gimana sih? Yang pintar mengurus rumah tangga? Pinter  masak sembari memutar uang belanja yang dikasih suami pada kita? Gitu doang? Duh nelangsanya hati

Lalu apa bedanya dengan kehebohan suatu group dengan curcolan salah satu suami yang mengatakan bahwa istri adalah seseorang yang kebetulan harus diurus itu. Nggak boleh pelit tapi juga jangan terlalu royal. Rasanya ingin ikutan komen, tapi saya urungkan.

Padahal kalau uang yang dikasih dalam sebulan tiga juta itu lumayan banyak lho. Paling sedikit harusnya bisa menyisihkan 10% - 30% buat tabungan. Tapi tergantung dimana kamu tinggal. Wilayah Balikpapan kalau mau irit cukup kog. Berlebih malah.

Smart Wife kalau menurut saya adalah seorang istri yang bisa membalikkan keadaan menjadi 360°. Mengubah sesuatu yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin. Ceile

Menarik kepercayaan suami


Ngomongin masalah kepercayaan, Berapa lama sih waktu yang dibutuhkan seorang suami untuk menyerahkan kepercayaan semua keuangan kepada istri?

Bersyukurlah Kalau sejak awal menikah sudah diberi kepercayaan. Tapi kalaupun belum berarti pe'er besar nih. Apa yang harus diperbaiki? Apakah selama ini kita yang terlalu boros ataukah memang suami yang tipenya nggak mudah percaya?

Kalau pengalaman saya lumayan lama. Ada 2 tahunan lebih saya dalam fase dikasih uang buat saya sendiri. Tapi tidak untuk belanja dapur maybe 20%-30% dari gajinya. 

Sekecil itu? Iya dan saya tak ambil pusing. Pengaruh orang tua, saudara, teman serta rekan kerja terkadang tak bisa kita abaikan.

Kebetulan saat itu memang tinggal di kota kecil yaitu Tanah Grogot. Tak ada mall ataupun tempat spa. Uang pemberian suami utuh tuh. Paling banter beberapa bulan sekali saya belikan perhiasan emas.

Yakinlah saat tidak ada saling kepercayaan dan keterbukaan keuangan dalam rumah tangga kata bahagia itu hanya di mulut saja. Yang ada hanyalah sama-sama saling mengumpulkan aset buat diri sendiri. Mempersiapkan kemungkinan terburuk. Contohnya nih kalau dikasih uang harian belanja sayur 100 ribu saya belanjain 70-80 ribu sisanya masuk tabungan lagi.

Lama saya berfikir. Sampai kapan keadaan ini akan berlanjut? Sebenarnya juga tak ada yang salah, toh saya tidak kekurangan. Kebutuhan dapur, makan dll selalu berlebih, terkesan boros malahan. Yang tak perlu dibeli jadi dibeli. 

Sampai di satu hari akhir tahun 2011 Allah menunjukan jalannya. Suami mendapatkan kepercayaan menggantikan manager lab yang lama di Tabang. Satu kota di pedalaman Kukar. Sementara saya kembali ke Balikpapan. Hidup di site itu berat jadi biar suami sajalah.

Mendapatkan 2 Kepercayaan Sekaligus


Entah karena terpaksa atau apa saat sebelum berangkat ke Lokasi  suami menyerahkan ATMnya pada saya. Semua gaji dan tabungan ada dibawah kendali saya. (bawa kabur saja yuks)

Begitu juga mertua kebetulan sudah sepuh dua toko berikut isinya dikasihkan kepada saya, what's? Ini serious? Jujur kalau ingat saya rasanya nggak percaya. Entahlah saya merasa dijebak. Padahal kan lebih enak di rumah saja jadi full time blogger,  makan, tidur serta menghabiskan uang gaji suami ketimbang jadi pedagang baju. Hahahaha.

Tapi tentu semua ada konsekuensinya. Saya sadar kog masih dalam tahap diuji. Pintar nggak mengatur keuangan, bisa nggak mengelola toko, bisa nggak jadi menantu siaga saat suami tak ada di rumah dll.

1. Disiplin pembukuan kas.

Jadi dalam rangka menjaga kepercayaan tersebut saya juga tidak serta merta lepas kendali.  Soal pembukuan keuangan saya jagonya. Saya menuliskan dengan demikian rincinya. Padahal suami juga nggak bakalan nanya untuk hal-hal kecil. Saya saja kebiasaan sejak dulu nulis.

Tapi kebiasaan menulis hal-hal kecil ini efeknya luar biasa lho. Misalnya suatu saat butuh data untuk menulis kita punya data realnya.

2. Ikut arisan mingguan/bulanan

Sebagai istri kita kan memiliki uang pribadi (selain uang buat keperluan dapur dan rumah tangga) nah ikutlah arisan yang amanah. Owner yang bertanggung jawab kepada membernya.

Ketika kita mendapatkan arisan jangan serta merta dihabiskan. Bolehlah 5% - 10% kita pakai suka-suka kita, tapi jangan lupa ditabung masuk post investasi.

Arisan adalah tabungan yang dipaksa. Entah dapat di awal, tengah atau akhir. Dari arisan saya bisa membeli tanah. Surat tanah atas nama saya dan membangunnya pakai tabungan uang gaji suami. Sampai disini suami bilang "Kamu beneran smart wife, mi." Hahaha of Course Mr.

Jadi saya berfikir saya memang tidak punya siapa-siapa disini, tapi saya tidak mau kalah kalau sampai terjadi apa-apa yang tidak diinginkan. 

3. Hemat Dan Irit Pada Tempatnya.

Maksudnya gimana tuh hemat dan irit pada tempatnya? Jadi, kita memang harus pintar berhemat. Memasak sendiri, harus dong biar sehat. Ingat ya alasannya biar sehat dan jangan bilang biar irit. Jaga perasaan suami ya, nanti dikiranya kita kekurangan dan tak bersyukur.

Sesekali berikan juga hak nya suami buat makan diluar. Belikan hadiah, kasih kejutan di hari special. Intinya senangkan hati suami. Biar tetap ikhlas memberikan seluruh gajinya sama kita.

4.Sayangi mertua sebagai mana menyayangi orang tua kita.


Mau suami kita respek sama keluarga kita? Berikan perlakuan yang sama pada mertua kita. Ambil hatinya. Sering-seringlah membelikan makanan, baju, tas serta berikan perhatian pada mertua kita. 

Mau investasi jangka panjang kan? Jangan perhitungan dengan mertua. Apa yang diminta berikan. Kalau nggak ada carikan. Percayalah dengan mertua sayang pada kita maka akan menambah nilai plus suami pada kita.






 

You Might Also Like

16 komentar

  1. istri saya sering saya beri uang berikut ATM dan dompetnya sekalian. Alhamdulillah istri saya ambil secukupnya dan kadang gak mau. He he

    BalasHapus
  2. Memang manajemen keluangan dalam suatu keluarga itu beda beda ya mba..tergantung kesepakatan saja. Yg penting keduanya ikhlas

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah yaa kak, ridho mertua bisa diraih sekalian jadinya yaah. Maasya allah semoga kakak dan keluarga diberi kesehatan. Aamiin

    BalasHapus
  4. Wkwkwk ikut juga dengan kehebohan istri yang kebetulan adalah orang yang dinafkahi..

    Btw, emang istri harus fleksibel sih menurut aku kak.. bisa Nerima di posisi mana. Dulu pertama nikah semua uang aku yang pegang, its ok.
    Trus sekarang aku tuh tinggal nyuruh aja kak, gak pegang uang.. (bang beli ini/itu.. )itu juga oke. Yang penting suami istri harus terbuka ya kan..

    BalasHapus
  5. Sangat Cocok dipelajari buat kaum hawa yang belum punya suami agar bisa mendapatkan kepercayaan Suami untuk Kelola Financial Keluarga

    BalasHapus
  6. Menurutku point pentingnya no. 01, harus disiplin dengan pembukuan kas baik pemasukan maupun pengeluaran nya.

    Apalagi disaat pandemi seperti sekarang, semenjak diam dirumah aja kebutuhan dalam hal konsumsi meningkat karena aku dan suami doyan berkreasi masakan.

    BalasHapus
  7. Wah kalau udah dapat kepercayaan dari suami untuk keuangan harus pinter dan transparan pembukuannya, soalnya kalau kurang mau minta kekurangannya juga sungkan ya kak #katakawanaku sie kak yang ga kerja dan semuanya dari suami

    BalasHapus
  8. Bener jg pengeluaran sejecil apapun hrs dicatat krna kalau butuh data sdh ada catatannya namanya manusia satu saat bisa khilaf misal bicara yg menusuk hati.ttg uang.drpda adu urat ya tinggal buka buku kas kan jd ga berkepanjangan hehe..

    BalasHapus
  9. sedekah pada keluarga atau orang tua emang gak ada habisnya ya mba, itu investasi yang paling bagus banget. keren nih tipsnya. makasih mba.

    BalasHapus
  10. setuju kak aisyah kita harus pintar mengelola keuangan, minimal meringankan saat kita dihisa nanti ya

    BalasHapus
  11. Enaknya dapat arisan yang terakhir ya kak, kalau diawal. Huhuhu rasanya beban yang dipikul. Btw, memang kita harus bisa mengelola keuangan. soalnya banyak bakal habis, sedikit terasa cukup.

    BalasHapus
  12. Kalau saya malah pilih dikasih secukupnya aja, kalau sama se ATMnya saya malah jadi pusing sendiri wkwkwk. Apalagi saya tipe orang yang sungkan minta beliin ini itu ke suami. Saya lebih suka beli baju, sepatu, hijab dkk nya pake uang saya sendiri. Suami saya aja suka gemes soal kebiasaan saya yang gak mau minta uang suami buat hura hura.

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah, semoga semakin berkah ya rumah tangga kalian Mbak Say. Istri smart, suami baik, mertua bahagia, jadi sakinah keluarganya.

    BalasHapus
  14. Mengelola uang itu ga susah tapi ga gampang juga...apalagi disaat ini sudah tersedia aplikasi oencatatan pengeluaran dan pemasukan..jadi tinggal konsisten mencatat dan menperhatikan mana2 saja yang bisa dipangkas pengeluaran kedepannya

    BalasHapus
  15. Aku dulu suka ikut arisan habis itu gak lagi hihi.. mengelola keuangan itu memang harus bijak, apalagi wanita.. sebab, kalau ga pandai, bisa sali lubang tutup lubang hihi

    BalasHapus
  16. Masya Allah, salah satu istri solehah ini. Terus begitu ya mbak

    BalasHapus

Hai, silahkan tinggalkan komen, pesan dan kesannya. Tapi maaf untuk menghindari spam dimoderasi dulu sebelum dipublikasi ya.